IN MEMORIAM TAN JOE HOK


 SPORTSMOMENT - 2025-06-03 17:59:57

IN MEMORIAM TAN JOE HOK

Mengirim Ucapan Idul Fitri dan Minta Update Prestasi Bulutangkis Indonesia


Hari Senin, 2 Juni 2025, dunia bulutangkis Indonesia berduka dengan berpulangnya Tan Joe Hok atau yang dikenal dengan Hendra Kartanegara dalam usia 87 tahun. Om Tan, sapaan karibnya, menghadap Sang Khalik pukul 10.52 di RS Medistra, Jakarta Selatan. Kita benar-benar kehilangan salah satu pahlawan sekaligus pioner prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia.

Malamnya, saya bersama peraih emas Olimpiade Sydney, Candra Wijaya dan Pak Hoesni Heron, langsung datang ke Rumah Duka Tabitha Ukrida, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Jenasah Om Tan ternyata belum disemayamkan di ruangan duka. Dengan ditemani staf rumah duka, kami bisa diantar untuk ke ruangan jenasah.

Bagi saya, mungkin hanya itu yang bisa saya lakukan. Kunjungan ini sebagai bentuk penghormatan saya kepada Om Tan, pahlawan bulutangkis Indonesia. Pahlawan yang mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia juga pahlawan kemanusiaan.

Terakhir saya bertemu Om Tan dalam acara kumpul-kumpul keluarga besar Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) di Restoran Bale Bengong, Komplek Halim Perdanakusuma, Jakarta Tiimur, 2 Februari 2025. Saat itu hadir juga pemain cadangan tim Piala Thomas 1958, Tan Thiam Beng alias Hendra Sugita.

Namun, di luar itu, Om Tan dalam banyak kesempatan, selalu berkomunikasi intens dengan saya. Saat Hari Raya Idul Fitri, Maret lalu, misalnya, Om Tan tidak lupa mengirim ucapan selamat Hari Lebaran. Bahkan juga di tahun-tahun sebelumnya, Om Tan selalu mengirim ucapan serupa.

Hal yang sama pun saya lakukan untuk Om Tan. Setiap merayakan ulang tahun tanggal 11 Agustus, atau perayaan Natal dan Tahun Baru, juga Tahun Baru Imlek, saya pun selalu berkirim ucapan.

"Terima kasih Mas Broto. Semoga damai di hari Natal ini menjadikan Indonesia jaya dan bulutangkis Indonesia bangkit kembali.
Salam sehat Mas Broto," tulis Om Tan pada 25 Desember 2022 lewat pesan WhatsApp yang masih saya simpan.

Pun demikian saat Om Tan tengah merayakan hari jadi. Dia tidak banyak mengharapkan sesuatu. Om Tan hanya meminta didoakan semoga panjang umur agar bisa menyaksikan kembali kejayaan prestasi bulutangkis Indonesia.

"Saya berharap bisa diberi umur 10 tahun lagi. Saya ingin melihat bulutangkis Indonesia berjaya seperti dulu. Saya ingin melihat semua piala dan gelar juara bisa kembali ke sini," harap Om Tan saat perayaan hari jadi ke-83 pada tahun 2020 di Jakarta. Saat itu hadir pula mantan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman dan penasihat KBI Gandhi Sulistiyanto.

“Selain itu, permohonan saya hanya ingin Indonesia itu bersatu. Jangan lagi ada diskriminasi soal etnis lagi. Karena kita semua adalah Indonesia," ujar Tan dengan penuh semangat.

Yang juga menjadi kelebihan Om Tan adalah perhatiannya yang begitu besar terhadap bulutangkis Indonesia. Setiap ada kejuaraan, Om Tan pasti minta update. Tak lupa, minta informasi lebih rinci kenapa pemain kita kalah.

Dulu saat saya masih sebagai pengurus PBSI dan bertugas mendampingi atlet ke banyak kejuaraan internasional, Om Tan selalu minta update rapor pemain Pelatnas Cipayung. Dari menonton tayangan langsung televisi di kediamannya, Om Tan kemudian kerap menelpon saya. Dia lalu menganalisis, terutama saat rapor pemain kita jebloknya.

Saat Jonathan Christe menjadi juara All England 2024 dengan mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting dalam partai final sesama wakil Indonesia, Om Tan tidak kalah gembiranya. Malam itu juga berkirim whatsapp ke saya..

"Puji Tuhan! Nunggu 65 tahun baru terjadi lagi All Indonesian MEN FINAL di kejuaraan All England," pesan Om Tan di WA, seolah menggambarkan saat dirinya dahulu menjadi orang Indonesia pertama yang menjuarai All England 1959 di London setelah di final mengalahkan kompatriotnya Ferry Sonneville dengan skor 15–8, 10–15, 15–3.

Di luar itu, bersama sahabat karib saya, fotografer Erly Bahtiar, dulu kami sempat membantu mendokumentasikan foto-foto bersejarah milik Om Tan yang tersimpan rapi di banyak album. Foto-foto hitam putih Om Tan di banyak kejuaraan yang jumlahnya banyak sekali itu berhasil kami pindai. Foto-foto bersejarah itulah yang kemudian bisa dinikmati lewat tablet yang kerap dibawa Om Tan ke berbagai acara selama ini.

Selain juara All England 1959, Om Tan juga mengantarkan Indonesia memboyong Piala Thomas 1958 di Singapura bersama Lie Po Djian, Tan King Gwan, Nyoo Kiem Bie, Ferry Souneville, Eddy Yusuf, Olich Solihin, serta pemain cadangan Tio Djoe Jen dan Tan Thiam Beng.

 Hingga akhir hayatnya, Om Tan mengukir prestasi, di antaranya juara Kejuaraan Nasional 1956 di Bandung dan 1958 di Palembang; juara India Terbuka 1957 dan 1958: juara Piala Thomas 1958, 1961, 1964; juara All England 1959; juara AS Terbuka 1959 dan 1960; medali emas beregu dan perseorangan Asian Games 1962 di Jakarta; juara Malaysia Terbuka 1967

Sementara penghargaan yang diterimanya adalah: Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Nararya; The Meritorius Service Award dari BWF 1987; Pelatih Olah Raga Terbaik SIWO/PWI Jaya 1984; Lifetime Achievement Tabloid BOLA 2007; Lifetime Achievement Candra Wijaya International Badminton Centre 2015; dan Pahlawan Bulutangkis Indonesia 2022 dari PP PBSI. 

Selamat jalan, Om Tan... (*)